Siapakah Tuhan Bagiku?

Oleh: Martin Simamora


Mengenali Kemegahan Dibalik "engkau lebih dari  burung-burung di udara"
Ketika ini ditanyakan dan dicarikan jawabannya di dalam Alkitab, maka tidak sekalipun akan dijumpai Sang Dia sebagai sebuah konsepsi, sebuah budaya dan sebuah kontemplasi tetapi Ia adalah penentu segenap eksistensi manusia di saat  hidup dan setelah kematian. Coba perhatikan bagaimana Alkitab menunjukan kepadaku siapakah Tuhan itu:

Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,”- Mazmur 103:3

Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat”- Mazmur 103:4

Dia adalah Tuhan yang begitu personal dan penguasa setiap orang yang diampuni segala kesalahan, yang karena itu Ia menebus hidup dari lobang kubur. Dilakukannya berdasarkan  pengampunan segala kesalahan. Siapakah Tuhan bagiku dengan demikian tak terelakan adalah Dia yang mengampuni segala kesalahanku, yang menyembuhkan segala penyakitku dan yang memahkotaiku dengan kasih setia dan rahmat. Sekarang kita melihat siapakah Tuhan dijelaskan oleh-Nya berdasarkan apakah yang dilakukan-Nya bagiku bukan apa yang kulakukan bagi-Nya sehingga terdefinisikanlah siapakah Ia.

Siapakah Tuhan sebagai sebuah definisi atau konsepsi sebagai pondasi mengenalnya memang sama sekali mustahil. Cobalah perhatikan ini:

Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! (Maz 115:3)”

TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya (Maz 135:6).

Siapakah yang dapat menjelaskan dan memahami kehendak-Nya? Sejak semula Ia memang tak terdefinisikan ke dalam budaya-budaya manusia sehingga eksistensinya berada dalam bingkai-bingkai budaya manusia. Perhatikan bagaimana Ia memang tak mungkin dibingkaikan:

Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!"- Yesaya 45:9


Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"?- Yesaya 29:16

Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.- Yesaya 64:8

Senantiasa siapakah Dia tidak pernah merupakan produk dan reproduksi sebuah bangsa, budaya dan spiritualitas tertentu bahkan posisi manusia telah ditetapkan sebagai “buatan” Tuhan. Buatan yang tak akan pernah mampu mendefinisikan secara sempurna Sang Penciptanya.

Siapakah Tuhan bagiku, dengan demikian, bukan sesuatu, bukan konsepsi, bukan peradaban, bukan isme, bukan keberadaan dan kesadaran yang lebih tinggi dan lebih mulia dalam persepsi indrawi dan supra indrawi seorang manusia. Tidak akan pernah bisa demikian, karena “saya adalah buatan tangannya” bahwa “aku tanah liat dan engkau yang membentuk kami.” Sang Kristus sendiri kepada murid-muridnya menegaskan perihal ini dalam sebuah ekspresi yang sangat kuat:

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?- Matius 6:26

Ia Sang Mesias menunjukan apakah eksistensi manusia itu? Bahwa manusia adalah  buatan Allah sebagaimana manusia itu adanya! Tetapi ditunjukan bahwa sebagai sesama ciptaan, manusia melebihi binatang udara tersebut? Tetapi dalam bagaimana terbukti bahwa manusia melebih hewan? Itu terbukti dari apa yang dilakukan Allah terhadap manusia (sekali lagi, bukan apa yang dapat dilakukan oleh manusia bagi Tuhan), yaitu:

-Ia mau mengampuni manusia
-Ia mau menebus hidup manusia  dari lobang kubur

Dan Ia memiliki mahkota bagi manusia yang menjadi umat-Nya (bukan umat dunia dengan segala keinginan dan kebenaran-kebenarannya):

-Mahkota kasih setia dan rahmat

Ini sendiri ditegaskan oleh Yesus melalui apakah yang akan dilakukannya terhadap manusia sehingga seorang manusia memang benar-benar “jauh melebihi burung-burung itu” yaitu:

-Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.- Yohanes 5:21-25


-Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yohanes 5:24


-Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu- Markus 2:5,10


Siapakah Tuhan bagiku semata-mata apakah yang telah dilakukannya bagiku dan bagaimana Ia memberikan nilai eksistensiku-kehidupanku bagi-Nya (bukan bagi dunia ini), bahwa memang benar “jauh melebihi burung-burung di udara.”


Ketika Yesus membicarakan burung-burung di udara maka inilah yang dilakukan Bapa kepada ciptaan-Nya itu: “burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.,” tetapi ketika Sang Kristus membicarakan manusia maka inilah yang dilakukan Bapa kepada manusia melalui dan di dalam Sang Mesias: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Tuhanlah yang mendefinisikan kemuliaan hidup bagi seorang manusia bukan manusia. Mengapa? Karena Dialah Penciptaku bukan akulah pencipta Tuhan beserta segala kepatutan-kepatutan yang seharusnyalah melekat pada seorang diri yang disebutkan sebagai Tuhan.

Apakah yang dikejar-kejar di dunia ini sementara hidup ini harus diisi dengan hidup penuh pertangunganjawab baik selama di dunia ini dan dihadapan Dia Sang Pengampun dan Penebus diriku, bukanlah sebagaimana yang diperlukan oleh:

-burung-burung di udara
-raja-raja di dunia

Karena jika itu adanya maka sebetulnya baik raja dan burung akan berakhir dalam kefanaan yang sama:

-Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung (Lukas 12:24)

-Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun (Lukas 12:27)

- Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu (Lukas 12:27)… yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api (Lukas 12:28)


Lebih dari burung-burung di udara, dengan demikian, bukan karena manusia adalah makhluk hidup yang  jauh lebih cerdas dan kreatif di dalam membela hidupnya. Bukan itu sama sekali sebab pada seorang raja yang maha bijak dan kreatif, Sang Kristus tentang raja tersebut berkata “Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari  bunga…yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api.” Jika yang dikejar-kejar (dikuatirkan) adalah segala hal yang berpaut dengan   kehidupan, eksistensi bermartabat dan masa depan yang lebih baik sehingga inilah yang diasumsikan manusia “lebih baik dari burung-burung di udara” maka ini dikandaskan oleh Yesus dengan perkataannya yang mencengangkan  karena menunjukan Salomo dengn segala kemegahannya jauh lebih rendah dari bunga yang usianya hanya sehari dan berakhir di pembakaran!


Faktanya memang apa yang dikejar-kejar manusia di dunia ini begitu tak relevannya dengan apa yang Yesus mau agar dikejar oleh manusia-manusia tebusan-Nya. Ini problem yang hanya dapat dilakukan jika Tuhan melakukan sesuatu bagi saya dan anda! Ia harus memahkotai kita dengan kehidupan-Nya berdasarkan penebusan dari kuasa dosa dan lobang kubur, agar hidup ini tak berhamba pada dosa dan maut.


Karena itulah kehidupan pemberian ini harus diisi dengan sebuah kehidupan yang memang datang dari pemberian itu agar menuju Sang Pemberi, sebagaimana Yesus bersabda:

“Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.”- Lukas 12:31-32

Manusia-manusia tebusan Kristus sedang diingatkan apakah kekayaan hidup sesungguhnya, yang sudah diberikan yaitu “Kerajaan kepada umat-Nya oleh Bapa” sementara masih di dunia, tetapi diceukin atau diabaikan. Kelihatannya saja kita menghargainya tetapi kecemasan ini bukan pada apakah aku sudah benar-benar memiliki apa yang mau Bapa berikan.


Ini dilema  keras bagi manusia-manusia duniawi seperti kita sehingga , Sang Mesias membawa kita kepada pendidikan yang mencerdaskan rasionalitas kita dalam beriman dengan berkata:

Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.- Lukas 12:29-30

Kita ditarik secara keras oleh Yesus dari gravitasi-gravitasi dunia ini akan martabat diri, kemegahan diri, masa depan yang brilian yang diakui oleh Yesus memang kuperlukan. Tetapi apapun juga itu, jangan pernah sekalipun masuk ke dalam prioritas yang menentukan eksistensi diri. Itu sebabnya sekalipun Yesus berkata  “Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu” tetapi hendaklah hidup ini tidak pernah berjubahkan kemuliaan hal-hal semacam itu, tidak boleh sama sekali sehingga Ia berkata:

Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.- Lukas 12:33


Apa sih yang memang benar-benar harta bagiku dan anda? Apapun jawabanku dan anda, semua itu akan diuji  di kedalaman batin kita dengan sabda Yesus ini:

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."- Lukas 12:34


Soli Deo Gloria



Comments