Oleh: Martin Simamora
Saya ingin mengatakan begini. Banyak hal yang bisa kita pakai
untuk menjelaskan hal-hal sukar dalam hidup ini tetapi dalam banyak hal, juga ditemukan rasio ini akan
sulit untuk berdamai dengan penjelasan-penjelasan apapun juga, sehingga segenap jiwa dan pikiran akan menyetujuinya.
Dalam hal ini, saya tidak sedang membicarakan sebuah pilihan rasional untuk
apatis dalam berpengharapan walau senantiasa ada dasar untuk menjadi begitu apatis dan begitu tak percaya pada perjalanan hidup seorang manusia yang
adalah umat Tuhan namun sekonyong-konyong hidupnya menderita. Bahkan Injil
menyajikan realita semacam ini sebagai hal yang terjadi dalam rumah ibadat:
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar
dalam salah satu rumah ibadat pada
hari Sabat. Di situ ada seorang
perempuan yang telah delapan
belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya
dan tidak
dapat berdiri lagi dengan tegak- Lukas 13:10-11
18 tahun sudah ia
menderita sedemikian hebatnya, dan bagi seorang perempuan, ini bukan masalah
yang ringan dan tidak menghancurkan jiwanya. Tetapi pada faktanya ia tetap
berada dalam rumah ibadat. Tidak dijelaskan bagaimana psikologinya dan
bagaimana pengharapannya dalam jiwa yang sedang disandera oleh roh? Juga tidak
ada informasi sama sekali pada bagaimana
kehidupan rohani umat dalam jemaat tersebut sementara memandang dalam tempat
ibadatnya, ada seorang perempuan yang berada dalam penderitaan yang siapapun
tidak mungkin mendeskripsikan penderitaan jiwanya. Tetapi apa yang sangat
penting bagi saya sendiri adalah: ia ada dalam bait suci.
Dan sebuah momen tak terduga terjadi karena Yesus pada suatu
hari masuk dengan maksud mengajar, dan Ia memandangnya. Sekarang apakah yang
akan terjadi dalam perkumpulan jemaat tersebut? Apakah akan ada yang segera
menyambut Yesus dan menariknya untuk segera menghampiri perempuan yang telah 18
tahun dalam penderitaan tersebut?
Jelas tidak! Karena dikatakan Yesus sedang
mengajar (ayat 10) dan semua jemaat sunyi terhadap realita penderitaan
tersebut. Barangkali penderitaan
perempuan itu tidak terlalu penting karena barangkali juga perempuan itu sudah
terkutuk dan entah siapa yang bisa melepaskannya. Tetapi alasan yang paling
kuat mengapa penderitaan perempuan itu
harus didiamkan karena bagi mereka pada
hari tersebut begitu tabu untuk menyuruh Yesus bekerja. Tetapi Yesus bergerak melampaui
semua kebenaran dan hikmat yang sanggup dilakukan oleh manusia yang bahkan demi
nama Tuhan sekalipun! Perhatikan ini:
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar
dalam salah satu rumah ibadat pada
hari Sabat.- Lukas 13:10
Ketika Yesus melihat
perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai
ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu
Ia meletakkan
tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah
perempuan itu, dan memuliakan Allah- Lukas 13:12-13
Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada
orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada
salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."- Lukas
13:14
Tak satupun berani meminta
Yesus atau sekedar berujar padanya agar Sang Mesias mau-sekedar-menengok saja
dan siapa tahu esoknya bisa datang untuk menyembuhkannya. Ini pun tak terlihat,
dan ini terlalu jauh.
Semuanya terlampau suci berpikir dan berpikir sedang
beribadah pada Tuhan dengan berdiam pada penderitaan yang bahkan berlangsung
dalam rumah ibadat!
Sementara semua berpikir begitu sucinya, Yesus bertindak
sebagai yang berkuasa penuh dan berotoritas penuh atas ketentuan-ketentuan suci
dan kesakralan hukum-hukum Tuhan, yang ditunjukannya dengan: melihat, memanggil
dan berkata kepada seorang perempuan yang sudah disandera 18 tahun oleh roh
jahat! Bahkan kepala rumah ibadat tidak mampu memandang kuasa yang ada dalam
diri Yesus jauh lebih berkuasa dari aturan-aturan kudus yang mereka junjung
tinggi namun tidak berdaya atas pemerintahan setan atas seorang perempuan
selama 18 tahun!
Bagi Yesus, rumah ibadat harus menjadi sumber kelepasan dan
kemerdekaan jiwa seorang manusia dari belenggu-belenggu iblis dan pemerintahan
maut. Ini begitu jelas digemakan Yesus dalam tembok bangunan suci tersebut:
Bukankah perempuan ini, yang sudah
delapan belas tahun diikat oleh
Iblis, harus
dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"- Lukas 13:16
Bagi Yesus ini lebih besar daripada sekedar “ini hari sabat.”
Bagi Yesus, di rumah Tuhan harus mengalir atau harus bergerak pemerintahan-Nya
yang menyatakan kasih dalam kuasa untuk membebaskan manusia dari ikatan iblis
yang mendatangkan penderitaan.
Bagaimana dengan kita?
Bagaimana ketika melihat penderitaan seorang manusia yang menahun? Pernah
sedikit saja terlintas dipikiran dan diujung lidahmu untuk berbisik pada Yesus agar
dirinya diberikan kekuatan untuk menyatakan pembebasan dari belenggu-belenggu
penderitaan yang akan menyatakan kemuliaan Allah? Atau anda diam saja karena
itu bukan urusanku. Tentu kalau anggota keluarga sendiri, sangat mungkin saya
dan anda tanpa diminta akan berdoa, tetapi untuk setia melakukannya selama,misal
18 tahun, tentu saja hal yang memerlukan pembangunan iman dan ketekunan didalam
Tuhan. Semua pengikut Yesus Sang Mesias - Sang Firman yang menjadi manusia dan
telah naik ke sorga dan bertakhta di sebelah kanan Bapa:
perlu membangun dirinya dalam doa, dan pengetahuan serta pengenalan akan firman Tuhan. Ini penting sekali mengingat kita begitu gampang untuk digoncangkan oleh berbagai peristiwa-peristiwa memilukan. Bisa memojokan jiwa sehingga berpikir, hidup usai dan Tuhan tidak sayang lagi, atau lebih buruk lagi Ia sudah pensiun.
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan
gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di
sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi- Ibrani 1:3 (juga baca Ibrani 10:5; Ibrani 10;8-10- Ibrani 1:6)
perlu membangun dirinya dalam doa, dan pengetahuan serta pengenalan akan firman Tuhan. Ini penting sekali mengingat kita begitu gampang untuk digoncangkan oleh berbagai peristiwa-peristiwa memilukan. Bisa memojokan jiwa sehingga berpikir, hidup usai dan Tuhan tidak sayang lagi, atau lebih buruk lagi Ia sudah pensiun.
Kehidupan beriman kita, selama di dunia ini, akan menghadapi momen-momen yang akan menunjukan
seberapa besar iman ini bertumbuh dan dewasa- seberapa seriusnya saya dan anda
memperhatikan makanan bagi jiwa dan iman kita, yaitu firman dan kebenaran yang
dapat kita temukan dalam kitab suci; seberapa jauhnya kita bawa diri ini dalam
kehidupan doa atau persekutuan dengan Tuhan, karena didalam doa, seharusnya
bukanlah momen-momen bersandiwara tetapi menjadi momen-momen terbuka untuk
memuji, menyembah, berharap, memohon, meminta hingga mempercayakan diri
seutuhnya kedalam tangan-Nya dan kedalam pemerintahan-Nya, bahwa Ia pelindung
dan pemelihara hidup dan jiwa ini sampai tiba di rumah Bapa.
Kita harus tahu bahwa Yesus tak pernah mengurungkan dirinya
untuk berinteraksi dengan siapapun yang mau menjadi umat-Nya atau yang telah
menjadi umat-Nya. Pesan ini sangat kuat disampaikan oleh Yesus Sang Firman yang
telah menjadi manusia, ketika Ia berkata:
"Hai orang-orang munafik,
bukankah setiap orang di antaramu melepaskan
lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?-
Lukas 13:15
Hukum bukan untuk mengatur kasih Allah pada manusia, kecuali
manusia itu tidak mengenal siapakah Ia dihadapan manusia sementara Ia sendiri
adalah manusia.
Realita semacam ini:
Di situ ada seorang perempuan yang
telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk
punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.-Lukas 15:11
Lebih dari sekedar memilukan, karena ini fakta yang keras. Begitu
banyak yang beribadat tetapi begitu besar ketakpeduliannya. Begitu hebatnya
mereka memegang ketentuan-ketentuan peribadatannya tetapi begitu miskinnya akan
kasih dan akan iman bahwa Allah dapat menyembuhkan.
Masihkah kita memiliki hubungan intim yang benar-benar hidup
dengan Allah atau sudah berubah menjadi mekanika? Sudah berubah kehidupan
beriman demi nama Tuhan dan demi kehidupan yang militan dan yang mati-matian
menjadi seperti Yesus, tanpa disadari menjadi kehidupan yang melecehkan “begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal(Yoh 3:16).” Masihkah anda
percaya bahwa Yesus menghendaki saya dan anda untuk percaya bahwa didalam Yesus
yang saya dan anda imani, terdapat kasih yang begitu besar, yang seharusnya
anda beritakan dan kerjakan. Setidak-tidaknya, jika mendoakan adalah kriminal,
lakukanlah didalam kamarmu!
Kita seharusnya memahami, kala Yesus berkata:
Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Itu adalah kasih Allah yang begitu besar sementara iblis
hanya memiliki kematian bagi ibu tersebut. Masihkah kita percaya bahwa didalam
Yesus terdapat kasih Allah yang begitu besar? Masihkah itu anda bawa kemanapun,
dimanapun dan kapanpun dalam jam-jam kesibukanmu? Masih percayakah?
Kecanggihan hidup ini tidak boleh mematikan kebenaran: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.”
Maksudnya, jangan pernah lari dari Tuhan
kala medis gagal, kala psikolog gagal, kala berbagai tindakan pemulihan
terlihat tidak berbuah. Sampai kesudahan apapun juga, Dalam Yesus ada kasih
Allah yang begitu besar!
Hidup ini sama sekali bukan susah dan atau senang; sengsara
dan atau bahagia; sakit dan atau sembuh; gagal dan atau berhasil tetapi ini:
seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan
memuliakan Allah
Tentu saja, “memuliakan Allah” adalah elemen yang paling
sukar untuk kita hadirkan dalam pengejaran-pengejaran hidup ini. Terus terang
saja, siapa yang bisa menghadirkan momentum: “seketika itu juga berdirilah
perempuan itu dan memuliakan Allah” dalam sebuah krisis 18 tahun? Saya kuatir, lebih
mudah menjadi murtad dan mengejek Tuhan sebagai penjilat besar umat manusia
dengan janji-janji bombastisnya, ketimbang setia walau sukar. Bukankah ini
lebih mudah dianggap sebagai sakit jiwa bagi manusia moderen:
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam
kandang, namun
aku akan bersorak-sorak di dalam
TUHAN, beria-ria
di dalam Allah yang menyelamatkan aku.-
Habakuk 3:17-18
Kalau seorang perempuan yang dirasuki setan selama 18 tahun
dapat bertahan dalam bait suci, ini pun tidak penjelasan rasionalnya. Coba anda
pikir 18 tahun! Tapi jangan kuatir, itu belum apa-apa. Bagaimana dengan 38
tahun tapi masih percaya dengan pengharapan dalam Tuhan?
Sebab sewaktu-waktu turun malaikat
Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah
goncangan air itu, menjadi
sembuh, apapun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan
tahun lamanya sakit.- Yohanes 5:4-5
Saudara-saudariku, di dunia ini begitu berlimpah alasan untuk
tak bertuhan dan menghina Yesus. Begitu
berlimpah untuk patah pengharapan dan terhempas dalam iman karena beratnya
penderitaan (?). Tapi pernahkah anda berpikir bahwa kekuatanmu adalah
kelemahanmu dalam dunia penuh kompetisi yang individualis dan miskin kasih?
Coba perhatikan realitas yang bahkan
dalam dimensi rohani dimana para pengejar
Tuhan bisa begitu egois dan miskin akan kasih:
Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila
airnya mulai goncang, dan sementara
aku menuju ke kolam itu, orang
lain sudah turun mendahului
aku."- Yohanes 5:7
Seberapa sering anda
merasa diabaikan sekalipun anda berada didalam gereja, kala kasih begitu
dangkal untuk dapat mengalir keluar menjamah sesamanya didalam tubuh Kristus?
Jika anda kecil, lemah, uang pun cuma cukup untuk beli
sebungkus indomi, maka bagaimanapun determinasi yang anda miliki dan
bagaimanapun pengetahuan yang anda miliki, anda sangat mugkin akan tersingkir.
Tetapi itu belum menjadi problem bahaya, asalkan tidak menjadi frustrasi dan
putus asa. Sukar untuk menjelaskan bagaimana ia yang sadar diri diabaikan oleh
orang lain karena tidak mau kehilangan berkat kesembuhan, masih memandang pada
kolam kesembuhan tersebut!
Dia percaya dan dia bertekun tetapi karena disekelilingnya
semua adalah manusia-manusia egois, maka apalah dayanya? Apa yang Yesus lakukan
adalah memberikan pemulihan untuk memulihkan mobilitasnya yang sebenarnya dapat diraihnya jika ia sehat sehingga
bias turun ke dalam kolam itu!
Kata Yesus
kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat
tilamnya dan berjalan.- Yohanes 5:8-9
Banyak hal yang tak
dapat kita temukan penjelasan rasionalnya mengapa penderitaan terjadi, dan hanya
Tuhan yang dapat menjelaskannya karena Ia sendirilah jawaban atas setiap
penderitaan di dunia ini. Coba perhatikan ini:
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."-
Yohanes 5:14
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat
seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya:
"Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus:
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.- Yohanes 9:1-3
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus
beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya
dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus
menjawab mereka: "Sangkamu
orang-orang Galilea ini lebih besar
dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka
mengalami nasib itu? Tidak!
kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa
atas cara demikian. Atau sangkamu
kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada
kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau
kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian."-Lukas 13:1-5
Hingga sekarang, pertanyaan-pertanyaan ini masih melintasi manusia, yang sayangnya tidak ada
satu penjelasan yang terang akan
penderitaan. Bahkan sekalipun Tuhan
dibuang dalam kosakata kehidupan ini.
Tetapi ini bukan untuk menjadi refleksi sama sekali-karena
ini terlalu meletihkan jiwa, tetapi
begitulah kehidupan yang harus kita lalui sementara kita hidup didalam-Nya dan Ia sudah memberikan
hidup-Nya bagi saya dan anda di dalam Sang Kristus Penebus.
Perjalanan yang dihadapi di dunia ini bisa sangat terjal
sementara seseorang bisa sangat diberkati dengan begitu melimpah, karena dunia
ini bukanlah kehidupan yang akan kita miliki di dalam-Nya. Hanya jika kita
berada ditempat dimana Ia berada maka jiwa ini akan menerima kelegaan yang tak
terjelaskan oleh jiwa itu sendiri:
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada
Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di
rumah Bapa-Ku banyak
tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di
mana Aku berada, kamupun
berada- Yohanes 14:1-3
Final hidup ini bukan di dunia ini, sementara kita telah
memiliki Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan. Saat ini, kita belum sebagaimana
dijanjikan-Nya: di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Itu sebabnya Ia
berjanji untuk mewujudkannya, pada satu saat kelak:
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.-Yohanes
14:18
Merasa sendiri dan Tuhan begitu jauh dalam penderitaan dan
malapetaka, itu wajar sekali dan memang akan sangat memilukan. Tetapi
camkanlah, tidak berarti saya dan anda yatim
piatu karena sementara Ia sendiri belum membawa kita ke tempat di mana Ia
berada, di dunia ini Ia tidak membiarkan kita sendirian saja:
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya- Yohanes 14:16
Menariknya lagi Yesus dalam memperkenalkan SEORANG PENOLONG
YANG LAIN, Ia menjaminkan bahwa “tidak
yatim piatu” itu dalam makna abadi dan Ia menyatakan dosa, kebenaran dan penghakiman
sebagaimana Yesus-dan kebenaran hanya di dalam Yesus. Karena itu Ia,
tentang Seorang Penolong yang lain, dikatakannya:
-Menyertai kamu SELAMA-LAMANYA
- kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman- Yohanes 16:8
- akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku-
Yohanes 16:9
- Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia
akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku- Yohanes 16:14
- Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari
pada-Ku- Yohanes 14:15
Dunia ini keras? Ya memang
benar.
Dunia ini bisa membuat
diri ini frustrasi? Ya memang benar
Dunia ini bisa membuat
kita melupakan dan mengabaikan kebenaran dalam Yesus? Ya!
Karena kita memang
rapuh dan duka cita bisa memukul jiwa dalam ukuran yang tak akan pernah
disangka oleh seorang yang bahkan begitu dekat dengan Tuhan!
Itulah sebabnya selama
di dunia ini, kita senantiasa membutuhkan pertolongan untuk sekedar beriman dan
percaya pada Yesus, sementara Yesus tidak ada di depan mata, selain berbagai
kegilaan dan kekacauan yang mewarnai kebahagiaan dan berkat-berkat Tuhan yang indah. Karena itu Yesus berkata TIDAK
MENINGGALKAN PARA MURIDNYA DI SEPANJANG ABAD berjalan dalam iman dengan
kekuatan dan pengertiannya sendiri, karena itu mustahil bisa hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan yang
DITOLONG oleh Roh Kudus.
Jadi bagaimana? Hidup
harus berjalan terus dan teruslah berjalan dalam kebenaran dan persekutuan
dalam firman dan dalam doa tanpa putus pengharapan.
Apa yang sangat mahal untuk dilakukan, jika demikian?
Dalam apapun pengejaran hidup dan membangun
hidup penuh tanggungjawab, maka selama tubuh ini sehat dan masih muda,
kejarlah pengejaran akan Tuhan untuk mengenalinya hingga karib dengan firman
dan suara kehendak-Nya dalam hidup ini! Karena bagaimanapun kala tubuh ini tua
dan menjadi renta, atau sakit atau dalam situasi yang begitu sukar, maka jiwa
ini tidak kesepian dan tersendirikan tetapi memiliki kekariban dengan Tuhan
sebagai sumber penghiburan, kekuatan dan hikmat di atas segala hikmat. Ini,
satu ini tidak bisa dibangun berdasarkan membangun kecakapan-kecekapan doktrinal
walau tak terelakan penting setiap kita memiliki doktrin-doktrin yang ditegakan
dalam kitab suci. Ini karena mengenali-Nya adalah memiliki kehidupan-Nya dan
kehendak-Nya sementara hidup di dunia ini, yang hanya dapat terbangun kala jiwa
menerima asupan firman dalam belajar dan merenungkannya hingga memberikan
kekuatan jiwa untuk membawa raga ini menyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus memiliki target-target dalam membangun jiwa yang bertumbuh dengan nutrisi kebenaran-kebenaran firman.
Ini harus anda alami dan miliki secara personal sehingga anda di dunia ini
dapat tegak berdiri dalam topan –topan dunia
ini. Ini sukar dan mencemaskan, tetapi kekuatan dan ketangguhan akan dimiliki
jika kita memiliki hidup yang sungguh-sungguh dalam persekutuan Bapa, Anak dan
Roh Kudus.
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku
berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di
dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku- Yohanes 17:20-21
Soli Deo
Gloria
Comments
Post a Comment