Bukan Sekalipun Berbuat Baik Tetapi Tetap Saja Ke Neraka! Bukan itu...

Oleh: Martin Simamora

Berjalan dalam  Kasih Karunia  Keselamatan  Bukan dalam Kasih Karunia Untuk Hidup Didalam Kegelapan


Kasih karunia atau keselamatan dari kuasa pemerintahan maut hanya oleh pemerintahan Kristus yang berkuasa penuh atas maut dan siapapun manusia yang dipanggilnya, sejak semula dideklarasikan oleh Yesus Sang Mesias bukan sebagai konsepsi atau gagasan bagaimana keselamatan itu harus terjadi, karena di saat Ia berkata maka segera mewujud pada saat itu dan yang akan datang. Mari memperhatikan ini:

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Menarik dan sekaligus mencengangkan bahwa Sang Mesias tidak merelasikan “dihukum” dan “dalam maut” dengan “perbuatan baik” atau “hidup taat kepada hukum Taurat” sebagai sumber kuasa yang mengakibatkan “sudah pindah dari dalam maut.” Ini memang benar-benar mencengangkan karena Sang Kristus  telah menghakimi bahwa manusia tidak dapat mengakibatkan dirinya sendiri “pindah dari dalam maut.” Tentu saja ini sebuah konflik besar bukan saja saat ini tetapi sejak era Yesus Sang Mesias. Kembali, mari memperhatikan ini:

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Ini mencengangkan karena nilai diri Yesus bukan sekedar normatif, moralitas dan hukum-hukum yang baru memberikan atau mengakibatkan hidup bagi orang yang ingin diselamatkannya bila berhasil secara utuh dilakukan oleh Sang Mesias, tetapi Ia adalah kuasa yang menaklukan kegelapan dan kuasa yang berkuasa memberikan hidup bagi manusia berdasarkan “mengikut Yesus.” Ada sebuah relasi pada diri Yesus itu sendiri bukan mengikuti kata-katanya saja tanpa mengikuti Yesusnya , itu dikarenakan Yesus menyatakan dirinya adalah terang dunia. Ini deklarasi melebihi apapun juga.



Tetapi apa yang membuat Yesus semakin sukar dipahami dengan eksistensi manusia yang berada dalam kegelapan adalah ini: Ia menyatakan keselamatan berdasarkan dirinya saja (Didalam Kristus mengalir kasih karunia keselamatan dari Allah) dan secara bersamaan tidak berjalan dalam kegelapan.


Ini adalah pasangan yang sangat mahapenting karena dengan demikian, Yesus menyatakan bahwa keselamatan Allah berdasarkan dirinya saja tidak memiliki gagasan  berjalan dalam  kegelapan sama sekali. Sejak semula Yesus menyatakan bahwa tidak ada sedikit saja gagasan yang bisa berujar seperti ini : “keselamatan karena kasih karunia maka kita tidak perlu peduli dengan tindak tanduk kita atau apa yang diperbuat tangan kita.” Mengapa keselamatan berdasarkan Yesus saja bagiku tidak  memiliki gagasan berjalan dalam kegelapan, itu karena kuasa keselamatan berdasarkan diri Yesus saja memberikan dan mengakibatkan sebuah kehidupan yang meninggalkan pemerintahan maut atau dilepaskan dari penggembalaan maut sehingga hidup dalam penggembalaan Kristus.


Apa yang terpenting di sini adalah, sejak semula kebenaran berdasarkan hanya diri Kristus senantiasa dikonfrontasikan dengan keselamatan berdasarkan perbuatan-perbuatan baik, dengan percaya bahwa dalam hal itu manusia dapat mengakibatkan dirinya keluar dari maut tanpa perlu Juruselamat. Kembali, mari perhatikan ini:

Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."- Yohanes 8:13

Yesus bersaksi tentang dirinya sendiri, bukan sekedar saksi akan kebaikan Allah dan sabda Allah tetapi dalam hal ini Sang Mesias memberitakan dirinya sendiri sebagai  Yang berkuasa menyelamatkan manusia: tidak berjalan dalam kegelapan, mempunyai terang hidup. Keberatan terutama bagi FARISI adalah: Yesus menjadi begitu tingginya di atas hukum Allah.


Pada kesempatan lain, ini mencengangkan para murid-Nya. Bagaimana bisa seorang pelaku hukum Taurat sejak muda, yang kesaksiannya tidak dibantah oleh Yesus, masih juga dikategorikan dalam maut? Bagaimana bisa orang-orang baik masuk ke dalam neraka? Sebetulnya yang terjadi bukan sekalipun berbuat baik tetap ke neraka, tetapi yang benar adalah: sekalipun berbuat baik tetap  tidak mampu menaklukan maut. Mari perhatikan ini:

Matius 19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

Matius 19:17 … turutilah segala perintah Allah."

Matius 19:18-19 …"Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Matius 19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"


Perhatikan bahwa ini adalah seorang yang baik dalam standar Taurat yang bahkan diakui oleh Yesus:

Matius 19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna


Jikalau hendak sempurna seharusnya semacam sebuah peningkatan standar mutu atas: jangan mencuri, jangan mengucap saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia dan seterusnya. Tetapi, ternyata Yesus tidak menunjukan pada perihal tersebut, tetapi  menunjukan terkait eksistensi diri orang muda tersebut di dunia ini tepat pada segala pencapaiannya di dunia ini sebagai seorang yang taat pada hukum-hukum Allah agar melakukan perintah-Nya yang ini: “pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga.” Bagaimana bisa ketaatan sejak muda mentaati hukum Taurat sejak muda bahkan tidak sama sekali mengakibatkan kuasa keselamatan atas dirinya- bagaimana bisa “Apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” ternyata jawabannya tidak dihasilkan dirinya sekalipun ketaatannya pada hukum Taurat kurang sempurna (dalam penghakiman Yesus dalam Ia mengakui ia memang taat) dan kurang sempurna itu adalah maut? Bagaimana bisa sekalipun berbuat baik seperti ini, tetap ke neraka? Bukan…bukan itu, jangan salah menghakimi Yesus. Yang benar adalah sekalipun perbuatan-perbuatan baiknya  sangat nyata, tetap tidak memberikan kuasa bagi dirinya untuk lepas dari maut sehingga memperoleh hidup kekal!


Jikalau hendak sempurna, ia harus menjual semua hartanya dan diberikan pada orang miskin sehingga beroleh harta di sorga. Tetapi ini bukan titik, sebab jika demikian maka jalan keselamatannya menjadi perbuatan derma yang ekstrim. Bukan itu juga. Ini menjadi nyata ketika Yesus, sekali lagi, meletakan dirinya menjadi dasar keselamatan satu-satunya dan hanya karena dia dan bukan karena orang muda kaya itu baik, perhatikan ini: kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku (Matius 19:21). Lalu kita melihat kegemparan menimpa para murid yang tak habis pikir dengan realitas  sekalipun taat hukum taurat tetap ke neraka juga? Kalau begitu siapakah yang bisa selamat,  karena bahkan sekalipun berbuat baik ke neraka? Mereka tidak memahami maksud Yesus, bukan sekalipun berbuat baik bahkan taat Taurat tetap juga ke neraka, tetapi Yesus hendak menyatakan  bahwa sekalipun berbuat baik dan  atau taat Taurat tetap ke neraka, sehingga mengesankan dalam Kristus, perbuata baik tak memiliki nilai apresiatif moral. Bukan itu sama sekali, tetapi sekali lagi, ini yang benar: sekalipun berbuat baik dan atau taat pada hukum taurat baik hukum atau perbuatan baik itu, tidak memberikan kuasa kehidupan dan kebebasan dari pemerintahan maut. Perhatikan dialog ini:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."- Matius 19:23-26


Perbuatan baik adalah hal-hal baik, tanpanya maka kekacauan dunia ini tak akan terbayangkan akan betapa lebih buruk lagi. Perbuatan-perbuatan baik juga sebuah  terminologi untuk menunjukan bahwa kehidupan beriman dalam Kristus itu memiliki kehidupan yang mengerakan  pikiran dan tubuh  untuk menyatakan kebaikan dan memberikan kebaikan-kebaikan kepada sesama manusia.

Tetapi perbuatan baik itu sendiri bukanlah sabda yang dapat menaklukan pemerintahan maut atas diri seorang manusia. Ini dua hal yang harus dicamkan karena Yesus sangat jelas dalam hal ini, terkait apakah yang menjadi tujuan perbuatan baik dan apakah yang dapat didatangkan dalam saya dan anda berbuat baik atau menunjukan kehidupan beriman dalam Kristus:

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:14-16

Kalau anda memiliki Yesus maka perbuatan baikmu memiliki tujuan agar terangmu bercahaya. Apalagi? Agar orang melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa. Ini bukan kehidupan pamer, tetapi FUNGSIONAL atau hiduplah sebagaimana engkau didesain Bapa. Kalau  garam maka ia harus mengasinkan, kalau  lampu maka ia harus bersinar agar ia tak sia-sia sebagai lampu. Itu sebabnya  perbuatan baik kita dilahirkan dari kehidupan berdasarkan desain Allah:

Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua- Matius 5:15

Karena itulah percakapan antara Yesus dengan orang muda kaya dan taat pada hukum Taurat berakhir sedih bagi  anak muda itu, karena tidak menyangka bahwa sekalipun ia berbuat baik dan bahkan taat pada hukum Taurat, pada perbuatan baik dan ketaatan pada hukum Taurat tidak ditemukan kuasa untuk hidup kekal bagi dirinya sendiri, selain hanya ada pada diri Sang Kristus.


Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.- Yohanes 5:39-40

Solus Christus
Sola Gratia
Soli Deo Gloria


Comments