Dimerdekakan:

Oleh: Martin Simamora


Ketika  Kuasa Dosa Membelenggu Hingga Ke Liang Kubur


Merdeka adalah sebuah kata yang fenomenal dan mengandung momentum bersejarah, seperti saat kita mendengarkan kata tersebut dalam kalimat Indonesia Merdeka atau Kemerdekaan Indonesia. Setiap warga Indonesia akan memahami bahwa dahulu pada sebuah masa dalam sebuah rentang periode tertentu Negara kita pernah mengalami penjajahan dan eksploitasi alam dan manusianya oleh bangsa-bangsa asing. Sekalipun hidup dan sekalipun bebas untuk berpikir dan berkehendak, faktanya hidup dalam sebuah keterjajahan. Kala kita membaca  perkataan Yesus Sang Kristus semacam ini:

“dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."- Yohanes 8:32

maka pertanyaannya, merdeka dari apakah sampai-sampai sendiri tak dapat membebaskan dari penjajahan. Bukankah sejarah bangsaku menunjukan bahwa kita merdeka berdasarkan perjuangan merebut kemerdekaan dengan segenap kekuatan hingga darah terakhir menetes?


Mengapa Yesus  berkata “kebenaran” adalah sebuah kekuatan atau kuasa yang begitu adidaya untuk menghancurkan dan membinasakan kuasa penjajahan atas diri, memerdekakan kamu?


Benarkah saya dan anda tak dapat mengupayakan kemerdekaan berdasarkan perjuangan diri sendiri dalam kesungguhan perjuangan keras hingga tetesan darah terakhir?


Siapakah atau mungkin apakah yang menjajah manusia itu, sampai-sampai saya dan anda memerlukan “kebenaran” agar memberikan kemerdekaan. Siapa itu? Saya tak kenal dan nampaknya konteksnya bukan kebutuhan aktualku?

Mari kita melihat perkataan Yesus sebelumnya:

“Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."- Yohanes 8:24


Jika kita mencari bentuk dan manifestasi keterjajahan yang tak dapat dilawan oleh siapapun manusia, sehingga memerlukan Kebenaran untuk membebaskan dari keterjajahan tersebut, itu kita temukan dalam 2 pernyataan yang sangat keras:

-Kamu AKAN MATI dalam dosamu
-Kamu AKAN MATI dalam dosamu

Sebetulnya “mati” itu sendiri tidak pernah dianggap sebagai sebuah keterjajahan yang perlu dilawan. Siapapun akan mengakui “mati” adalah takdir yang tak terelakan oleh setiap manusia. Tetapi Yesus Sang Mesias tidak berhenti pada sekedar mati sebagai sebuah takdir alami yang berarti hidup berhenti dari eksistensinya. Tidak.


Tidak, karena Yesus Sang Mesias menempatkan sebuah konsekuensi yang relevansinya begitu misterius bagi kebanyakan manusia sehingga akan menilai bahwa mati adalah sebuah keterjajahan. Yesus berkata kamu akan mati dalam dosamu. Siapakah manusia yang mau memilih dan berkehendak mati di dalam dosa? Bukankah siapapun berupaya mati dalam keadaan baik dengan predikat “baik semasa hidup” atau “ia yang taat pada hukum-hukum Allah-Taurat” atau “ia adalah orang yang hingga akhir hayatnya memiliki dedikasi dan determinasi untuk menjauhkan diri dari dosa dan membangun keluhuran demi keluhuran?” Benar sekali, manusia dalam menuju kematian akan mengupayakan kebaikan-kebaikan bagi dirinya sendiri agar ia dikenang berdasarkan kebaikan-kebaikannya. Tak ada satupun yang bermimpi saat pemakaman para pelayat duka mengenang keburukan anda. Tidak ada.


 
Apakah Yesus sang Kristus sedang membicarakan memiliki kehidupan yang tak berjuang untuk mentaati hukum-hukum Allah saat berkata “kamu akan mati dalam dosamu.”

Jawabnya : tidak. Mari kita memperhatikan hal ini:

“kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."- Yohanes 8:24


Tak sedikitpun ia mengaitkan mati dalam dosa dengan ketidaktaatan pada hukum taurat atau gagal menjadi manusia baik, tetapi mengaitkan dengan “tidak percaya bahwa Akulah Dia.”

Siapakah Dia? Inilah Dia sebagaimana Sang Kristus sendiri mengatakannya tentang dirinya:

“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”- Yohanes 8:12


Dia adalah:
-terang dunia
-pembebas dari berjalan dalam kegelapan jika mengikutnya
-pemberi terang hidup jika mengikutnya


Dia adalah sebagaimana ia katakan dan setiap manusia berada dalam keadaan sebagaimana ia katakan, dengan kata lain semua berada dalam kegelapan. Keterjajahan yang hanya dapat diatasi jika percaya mengikutnya akan memiliki hidup karena dia berkuasa memerdekakanmu dari hidup yang berjalan dalam kegelapan.


Nah ini sukar karena ia sedang berkata kepada manusia-manusia yang begitu taat dan gentar pada hukum Allah. Dengan  pemahaman yang tak pernah berjumpa, karena ini adalah keterjajahan yang tetap memampukan manusia untuk memperjuangkan hidup suci dan memiliki kesadaran penuh akan Allah. Coba perhatikan respon berikut ini:


“Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"-Yohanes 8:32


Kami tidak pernah menjadi budak siapapun juga, kami ini bahkan keturunan Abraham. Uniknya mereka merujuk bapa orang beriman bukan bapa taurat yaitu Musa. Kini sebetulnya setiap orang Yahudi menyadari sekali bahwa bagi mereka BERIMAN KEPADA APA YANG DIIMANI ABRAHAM jauh lebih penting daripada BERIMAN KEPADA APA YANG DIMINTAKAN YESUS UNTUK DIIMANI.

Kini Yesus diperhadapkan dengan Abraham sebagai sumber otoratif bagi  bangsa Yahudi. Terhadap hal ini, beginilah Yesus menjawabnya:

Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.”- Yohanes 8:37

Abraham berbeda dengan Musa. Musa hidup dalam penjajahan atau hidup sebagai bagian dari saudara bangsanya yang terjajah di Mesir. Jadi memang kalau berbicara “terjajah” sehigga membutuhkan “pemerdekaan” maka memang Abraham sebagai bapa bangsa Israel tidak pernah terjajah. Ini (Israel) adalah bangsa yang terlahir sejak konsepsinya berada dalam rancangan Allah dan pewujudannya terjadi melalui seorang Abraham manusia merdeka dan memiliki kekayaan  sebagai seorang yang merdeka. Identifikasi sangat jelas, Yesus tidak membantahnya, karena itu cukup bagi Yesus untuk berkata “AKU TAHU.”

Tetapi yang tak disadari oleh setiap orang Israel saat itu adalah, “Aku Tahu” itu bukan pengetahuan belaka tetapi pengetahuan atas setiap manusia yang tak merdeka tetapi dalam perbudakan dosa:

“Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.”- Yoh 8:39-40

Perhatikan, disini kita menemukan hal yang begitu mempesona sekaligus tragis karena sementara Yesus tahu, mereka bukan saja tak tahu tetapi sama sekali bukan seperti klaim mereka sebagai keturunan seorang merdeka bernama Abraham. Begini Yesus menunjukannya:


“Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu MENGERJAKAN PEKERJAAN yang dikerjakan ABRAHAM”

Kita sekarang bertemu apa indikator dosa yang dimaksudkan oleh Yesus sehingga hanya dia yang dapat memerdekakan. Yesus menghakimi mereka sebagai anak-anak Abraham yang TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN ABRAHAM. Ini  bukan kebenaran berdasarkan MENGERJAKAN taurat, tetapi lebih agung lagi. Ini vonis kematian dalam dosa yang memperhitungkan waktu bahkan sebelum taurat itu sendiri ada; Yesus Sang Mesias sedang menetapkan dasar penghakiman sebelum taurat yang bahkan dasar itu sendiri diakui oleh setiap orang Israel:

Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

Hanya saja mereka buta akan dosa mereka sendiri.

Pertanyaannya, apa sih yang dimaksud Yesus sebagai MENGERJAKAN PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN ABRAHAM? Perhatikan jawaban Yesus ini:

“Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.” Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.”- Yohanes 8:39-40

Pekerjaan yang dilakukan Abraham terkait dengan apa yang dilakukan Abraham terhadap apa yang disabdakan Allah sendiri. Mari kita kilas balik untuk melihat apakah yang DIKERJAKAN ABRAHAM BERDASARKAN FIRMAN:

“Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."- Kejadian 22:1-2

Ada firman yang menuntut Abraham mengerjakan sebagaimana instruksi-Nya meminta. Dan Abraham menerima dalam ketaatan walau..walau lebih dahsyat untuk disebut janggal, dalam ketaatan yang tanpa ragu dan tanpa menunda tetapi segera diwaktu terpagi ia MENGERJAKANNYA:

Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.”- Yohanes 22:3


Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.” Yohanes 22:9-10

Yesus sedang merujuk PEKERJAAN yang adalah TAAT PADA SABDA sejanggal apapun. Ya… sejanggal apapun itu tetapi tidak pernah melampaui kemampuan seorang manusia untuk hidup di dalamnya. Coba perhatikan ini:

“Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."- Kejadian 22:11-12

Apa yang Allah tuntut bukan ketaatan yang tak beralasan dan tak menunjukan kemuliaan Tuhan atas manusia dan kemuliaan manusia dalam ketaatan pada Allah yang diangkatkan Allah sehingga nyata apakah kemuliaan manusia yang merdeka di dalam Allah: Kuketahui sekarang, engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”

Kita tahu bahwa Allah tidak pernah main-main dengn firmannya, tetap harus digenapi pada manusia yang hidup semata berdasarkan firman hingga ia tak memiliki kehendak untuk diperdebatkannya dihadapan Allah:

“Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."- ayat 13-14

“maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." Ayat 17-18


Kita bisa katakan, pekerjaan  yang dikerjakan Abraham  ADALAH MEMPERCAYAI SABDA SEHINGGA MENURUTI TANPA SEGAN-SEGAN APAPUN YANG DIMINTAKAN.

Sekarang ini tidak terjadi pada bangsa Israel:

Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar."-Yohanes 8:13

Mereka tidak melakukan pekerjaan yang dilakukan Abraham yaitu: percaya sehingga mentaati apapun juga yang dimintakan Allah walau hal itu jauh dari rasional, seperti pada Abraham tadi.


Bagi orang Israel-dalam hal ini Farisi- sabda yang berbunyi:

"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."- Yohnaes 8:12

Tidak benar.


Demikian juga dengan:

“"Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."-Yohanes 8:21

Tidak benar bahkan terdengar tidak masuk akal sehingga berkata "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?"


Demikian juga dengan:
Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."- Yohanes 8:24


Demikian juga dengan:
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."- Yohanes 8:32

tidak benar sehingga mereka berkata “"Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"- Yohanes 8:33


Mereka sama sekali tidak seperti Abraham YANG MENGERJAKAN FIRMAN DENGAN WUJUD MENTAATINYA TANPA SEGAN-SEGAN!

Ketika Yesus bersabda:
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."-Yohanes 8:12


Begitu sukar untuk percaya dan taat bahwa itulah kebenaran yang dating dari Allah.


Itulah mati dalam dosa. Sebuah kehidupan yang menolak firman yang mendatangkan kehidupan. Kehidupan yang tak dapat diberikan karena  pekerjaan berdasarkan diri ini adalah keturunan Abraham tetapi menolak Sang Mesias; kehidupan yang tak dapat diraih karena pekerjaan yang memperjuangkan diri agar oleh diri sendiri dan oleh pemurnian jiwa dapat beroleh hidup, sementara Sang Sabda berkata kamu dalam kegelapan walau kamu keturunan Abraham! Tak ada keselamatan lahir dari dunia ini pada apapun sumber termulianya, tetapi dari Yesus yang datang.


Ketika orang-orang Israel mengklaim dirinya keturunan Abraham, mereka tak memperhatikan bahwa kehidupan yang melahirkan bangsa Israel dan SEORANG KETURUNAN yang menjadi berkat keselamatan bagi yang percaya, itu lahir dari mengerjakan apa yang diinstruksikan, ketaatan yang bermula dari ALLAH BERSABDA DAN BERKEHENDAK. Kalau ketaatan Abraham adalah PERBUATAN –PERBUATAN IMAN, dan bukan wujud ketaatan pada taurat, maka sabda Yesus bahwa keselamatan lahir dari  iman  percaya pada sabdanya bukan berdasarkan keselamatan berdasarkan taurat, adalah sama benarnya sebagaimana janji keselamatan datang dari seorang keturunan Abraham berdasarkan taat  atau perbuatan yang dilahirkan oleh iman.

Ini adalah situasi semua manusia bumi tanpa kecuali. itu sebabnya seorang keturunan Abraham akan memberikan berkat keselamatan-Nya kepada segala bangsa bukan bangsa tertentu saja.



Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.- Galatia 3:16


Soli Deo Gloria


Comments